Assalamualaikum Wr Wb
Soalan:
Jama'ah Tabligh tidak membedakan (tidak selektif) dalam masalah hadits.Tidak membedakan mana yang shahih dan mana yang dha'if. Kenapa bisa sepertiitu (pen terutama dalam kitab Fadhail 'Amal)?
jawab:
1. Para ulama memperbolehkan mengamalkan hadits yang dloif sekalipun sebatas hadits itu diamalkan dalam kerangka fadla'ilul a’mal (untuk memperoleh keutamaan), dan hadits yang dimaksud tidak berkaitan dengan masalah aqidah dan hukum.
2. Adapun terhadap fadhailul amal (keutamaan amal) yang banyak yang dhaif, jumhur (mayoritas) ulama membolehkan digunakan
3. hadis berkenaan sesuatu amalan sepertikelebihan sembahyang-sembahyang sunat, kelebihan zikir, kelebihan sedeqah,kelebihan membaca al-quran, kelebihan ramadhan, kelebihan haji dansebagainya kelebihan seuatu amalan, saya nasihatkan saudara/i amalkan sahajaselagi tidak bertentangan dgn ajaran agama
Kitab yang ada pada jamaah Tabligh kitab FADHAIL AMAL (Kelebihan Beramal) didalamnya ada Nash2 Al-Qur'an hadis2 dan Cerita para Sahabat Rasulullah saw dalam berlumba2 berbuat amal yang soleh. Isi kitabnya diantaranya secara garis besar:
1. Fadhilat Kalimah Tayyibah (LAILAHAILLALLAH) Kalimah Tauhid
2. Fadhilat Mengamalkan Sunnah Nabi s.a.w
3. Fadhilat Solat Berjamaah, Awal waktu
4. Fadhilat Zikir
5. Fadhilat Membaca Al-Qur'an dan Fadhilat seorang hafiz Al-qur'an
6. Fadhilat Ihklas dalam beramal
7. Fadhilat Membantu Sesama Muslim (Ikramuslimin)
8. Fadhilat Dakwah dijalan Allah
Kesemua dalam isi kitab Fadhail Amal adalah tentang kelebihan Amal maka boleh beramal dengannya.
Mereka Para Jamaah Tabligh keluar berdakwah dengan Harta mereka sendiri, keringat sendiri, mengajak manusia yang jauh dgn Allah supaya dekat kepadaNya pada pagi hari dengan latihan 3 hari, 40 hari, 4 bulan dan 1 tahun atau seumur hidup. dan pada malamnya mereka mengadu kepada Allah dengan menangis akan hidayat dalam diri, keluarga dan ummat ini.
Mereka telah berusaha menyusahkan diri mereka untuk agama, belajar pada tahan awal, tetapi sampai ke peringkat iman mereka meningkat dengan cinta kepada Allah mereka dan siapa saja muslimin dan muslimat yang mencapai maqam tersebut akan memsembahkan jiwa (nyawanya) sebagai taruhan di jalan Allah, mungkin sekarang baru masa, uang, diri mereka jauh dari isteri dan keluarga hanya pada beberapa ketika. Belajar susah untuk agama Allah disanalah Akan kita dapati kemanisan Iman.
Kita buka dan baca lembaran sejarah para sahabat Nabi s.a.w yang berhijrah, berdakwah, susah demi agama Allah sehingga Allah redha kepada Mereka kesemuanya. Radhiallahu'anhum.
Kita jangan pandang mereka yang tahap iman dan kemakrifatan yang dekat dengan Allah, tetapi tanyalah diri kita sendiri. saya...apa yang telah saya berikan untuk Allah dan Agama Allah, adakah satu titip keringat telah jatuh kebumi dijalan Allah, adakah puluhan batang pena telah habis dakwat karena menulis ilmu-ilmu agama, apa? Ya Allah tiada ya Allah..mereka berjumpa dengan mereka anak-anak orang islam yang telah jauh dari agama Allah yang telah hanyut dengan globalisasi dunia. Astaghfirullahal 'Azhim
Kembali kepada pangkal pembahasan;
Mereka para Jamaah Tabligh ada juga kitab yang terdiri dari Hadis-hadis Pilihan dengan Judul; AL_MUNTAKHAB HADIS silakan cari.
Logik
Manusia sekarang telah jauh dari Allah dengan lingkungan dan banyak lagi faktor, jadi apa cara untuk mendekatkan mereka kepada Agama:
contoh 1.
Seorang Konglomerat yang ingin melabur saham ia mesti mau tau berapa keuntungan yang akan didapat dalam satu Bisnis, ia mautau Fadhilat baru ia melabur.
Contoh 2
Seorang bayi/ anak-anak yang sedang demam panas ia kan menolak obat, tetapi jika obat itu diubah sedemikian menjadi bau sirup manis maka ia akan meminumnya.
Contoh 3
Tidakkan kita lihat para Walisongo berdakwah terutamanya dipulau Jawa, yang pada saat itu masyarakatnya masih berbaur hindu dan percaya kepad Dewa2 dan suka permainan wayang kulit, maka Wali songopun mengunakan wasah tersebut untuk mengajarkan dakwah mereka.
Contoh 4.
Kita mau mengajak orang yang tidak tau agama maka cara dengan Fadhilat adalah salah satu cara yang baik. Wallahu'alam
Soalan 2
Bila demikian keadaan Jama'ah Tabligh, maka bagaimana sikap keilmiahan dalamberagama akan dibangun sedangkan mereka sendiri tidak peduli dengan shahihatau tidaknya hadits??
jawaban:
Sebenarnya Jamah Tablighyang bergerak dari 1 kampung ke kampung lainnya terdiri dari:
1. Amir (pepimpin jamaah): Biasanya Orang Yang paling lama berpengalaman dalam usaha dakwah
2. Mu'alim, (Ustaz yang mengaji di pasantren yang memiliki ilmu tentang ilmu hadis, quran dan menjadi nasehat kepada para jamaah yang baru bergabung dalam usaha dakwah.) ia yang menunjuk ajar hukum dll, dan pada masa yang sama mereka juga meminta saran dan nasehat alim ulama yang jauh lebih alaim dari mereka. Manusia bukan semua sempurna.
3. Qari (yang pandai membaca Al-qur'an atau Al-Hafiz) mereka biadanya akan dijadikan Iman dalam jamaah tersebut, tetapi jika sesuatu mesjid yang imam telah ditetapkan mereka memberikan peluang kepada Imam yang telah dilantik.
4. Karnun (orang yang ingin belajar agama, sunnah nabi dll)
Jadi setelah kita tau organisasi dalam jamaah tabligh, maka tugas Muallim tadilah yang menapis hadis ini hadis Mutawathir, Hadis, Sahih, Hadis, Hasan, hadis Dhaif ataupun hadis Maudhu'.
Wallahu'alam
Al-fakir ilalAllah.
Teungku Beureunun Al-Asyi (Aceh-Indonesia)